Rabu, 09 Januari 2013

Menjadi orang biasa!


Syekh Abdul Kadir Jailani berkata:
Bila engkau bertemu dengan sesrorang hendaknya engkau memandang dia itu lebih utama darimu dan katakanlah dalam hatimu,”Boleh jadi dia lebih baik di sisi Allah daripada diriku ini dan lebih tinggi derajatnya.” Jika engkau temui orang yang lebih kecil atau lebih muda daripadamu maka katakanlah,” Bileh jadi anak muda ini tidak banyak berbuat dosa kepada Allah, sedangkan aku adalah orang yang lebih banyak berbuat dosa.” Jika yang engkau temui adalah orang yang lebih tua maka hendaknya engkau ajari hati untuk mengatakan,”Orang ini telah lebih dahulu beribadah kepada Allah SWT.” Jika engkau temui orang yang lebih bodoh, ajarilah lisanmu untuk mengatakan,” Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sedangkan aku durhaka karena pengetahuanku.” Jika orang pintar yang engkau temui maka ‘paksalah’ hatimu untuk mengatakan,” Orang ini telah diberi sesuatu yang tidak bisa aku raih. Orang ini telah mendapatkan apa yang tidak aku dapatkan. Orang ini telah mengetahui apa yang tidak aku ketahui, dan telah mengamalkan ilmunya.”
Islam memandang semua manusia dalam kedudukan yang sama, pada awalnya. Kemudian memang akan terjadi perbedaan derajat atau level di hadapan Allah. Namun yang harus diingat oleh kita adalah bahwa status sosial, harta, tahta, keturunan atau latar belakang pendidikan bukanlah parameter yang legal. Manusia mulia di sisi Allah adalah manusia yang paling tinggi kadar ketakwaannya. Oleh karena itu, marilah kita lestarikan do’a yang telah kita ketahui, Allahumma ‘alni shaburan waj’alni syakuran waj’alni fi ‘aini shaghiran wa fi a’yunin-nasi kabiran. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang pandai bersabar dan pandai bersyukur. Jadikanlah aku orang yang hina dalam pandanganku. Dan jadikanlah aku orang yang besar dalam pandangan orang lain.

Sumber: Pengantar buku, judul Dakwah dan Manajemen Isu oleh Eko Nofianto. 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
;